Selasa, 03 Januari 2012

Manajemen Konflik Dalam Hal Berorganisasi

Manajemen Konflik

Konflik dalam sebuah organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih individu dalam sebuah organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.
Perbedaan antara konflik dengan persaingan (kompetens) terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya? kompetensi terjadi, apabila tujuan kedua belah pihak tidak sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut siapakah yang pertama mencapai atau memenuhi keuota penjualan yang paling banyak. Konflik disini lebih banyak disebabkan oleh sifat dasar manusia yang lebih cenderung tidak pernah merasa puas akan apa yang dia telah raih. Sifat-sifat dasar yang tadi dipacu dengan adanya persaingan maka akan menjadi lebih memanas.

Di bawah ini kita bahas kategori-kategori konflik yang sering terjadi; ada enam jenis (tipe) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1. Konflik didalam individu:
konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama:
konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok:
konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama: 
adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi
6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. 
Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.

Dalam menanggulangi sebuah konflik kita memerlukan beberapa metode-metode agar konflik yang terjadi bisa diredam intensitasnya, seperti:

Metode Stimulasi Konflik
Metode ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan karena karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam ini harus diatasi oleh manajer untuk merngsang konflik yang produktif.
Metode stimulasi konflik meliputi
1) pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok
2) penyusunan kembali organisasi
3) penawaran bonus, pembayaran intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
4) pemilihan manajer-manajer yang tepat dan
5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.

Metode Pengurangan Konflik
Metode ini mengurangi permusuhan ( antagonis ) yang ditimbulkan oleh konflik dengan mengelola tingkat konflik melalui pendinginan suasana” akan tetapi tidak berurusan dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu.
Metode pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok metode kedua mempersatukan kelompok tersebut untuk menghadapi ancaman atau musuh yang sama.

Metode Penyelesian Konflik
Metode ini dapat terjadi melalui cara-cara;
1) kekerasan (Forcing) yang bersifat penekanan otokratik
2) penenangan (smoolling) yaitu cara yang lebih diplomatis
3) penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
4) penentuan melalui suara terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok prosedur yang adil.
Berdasarkan karakter lokasi tempat terjadinya konflik dalam sebuah organisasi, biasanya ditemukan konflik struktural atau konflik yang terjadi karena jabatan yang diemban, seperti;
1. Konflik Hirarki, konflik yang terjadi diberbagai tingkatan organisasi. Contoh konflik manajemen puncak dengan manajemen menengah, konflik antar manajer dengan karyawan.
2. Konflik Fungsional, konflik yang terjadim antar departemen fungsional organisasi. Contoh konflik antar bagian produksi dengan bagian pemasaran dengan bagian produksi dan sebagainya.
3. Konflik Linistaf konflik yang terjadi antar lini dengan staf karena ada perbedaan-perbedaan di antara keduanya.
4. Konflik Formalinformal, konflik yang terjadi antara organisasi formal dengan informal.

Pada sisi lain konflik struktural tadi dibagi menjadi dua bagian, berdasarkan pelaku yaitu: konflik lini dan staf.
Bentuk umum dari konflik organisasi adalah konflik antara para anggota lini dan staf. Perbedaan ini memungkinkan para anggota lini dan staf untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing secara efektif.
Pandangan lini :
Para anggota lini berpendapat bahwa para anggota staf mempunyai empat keluarga
1. staf melampaui wewenang
2. staf tidak memberikan advis yang sehat
3. staf menumpang keberhasilan lini
4. staf mempunyai prespektif yang sempit
Pandangan staf
1. Lini tidak mau meminta bantuan staf pada waktu yang tepat
2. Lini menolak gagasan baru
3. Memberi wewenang yang terlalu kecil kepada staf
Penanggulangan Konflik Lini dan Staf
1. Penegasan tentang tanggung jawabnya
2. Pengintegrasian kegiatan-kegiatan
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf
4. Mendapatkan pertanggung jawaban staf atas hasil-hasi

Satu hal yang dapat kita simpulkan bahwa, dalam berorganisasi antar individu banyak sekali gesekan-gesekan yang terjadi karena karakteristik individu yang berbeda-beda. Dalam hal berorganisasi kita memerlukan sikap-sikap yang keras dalam menentukan alur organisasi dan sikap-sikap kepemimpinan yang tegas sesuai yang telah kita bahas sebelumnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 rikirikardo
Theme by Unknown